Medical Check-Up
Medical Check Up/MCU (paket pemeriksaan
kesehatan secara keseluruhan yang dapat digunakan untuk mendeteksi
gejala penyakit lebih dini), selain berguna untuk penyelidikan suatu
penyakit secara lebih mendalam yang sangat diperlukan dalam tindakan
pengobatan, juga dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit tanpa gejala
serta penyakit degeneratif kronis, seperti kanker, darah tinggi,
diabetes, kelainan liver (hati) dan jantung, yang sering dihubungkan
dengan gaya hidup modern.
Paket
MCU sangat bervariasi dan dapat dipilih sesuai kebutuhan, dengan biaya
mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Ada paket yang dibedakan
berdasarkan ada-tidaknya konsultasi dokter (umum/spesialis), paket untuk
mendeteksi jenis penyakit tertentu, seperti kanker dan kardiovaskular,
bahkan ada pula paket MCU yang dibedakan antar-jenis kelamin dan usia.
Pada setiap paket MCU, umumnya terdapat pemeriksaan dasar kesehatan,
yang meliputi:
1. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan ini meliputi:
a. Anamnesis (wawancara) untuk memperoleh informasi mengenai keluhan utama pasien serta riwayat penyakit diri dan keluarga.
b. Pemeriksaan fisik, yang umumnya
meliputi seluruh bagian tubuh pasien, mulai dari pemeriksaan umum
(seperti kondisi mental, gizi, nadi, kulit, suhu, rambut kelenjar getah
bening dan lain lain) hingga pemeriksaan muka, pembuluh darah, hidung
termasuk sinus, mulut, leher, nadi dan tekanan darah, pemeriksaan
thorax/dada termasuk payudara, paru dan jantung, dan sebagainya sesuai
keluhan pasien.
2. FOTO THORAX
Dari
foto ini, banyak informasi kesehatan yang dapat diperoleh, seperti
ada-tidaknya pembesaran jantung dan pembuluh darah besar di dada, gagal
jantung, infeksi paru paru, adanya udara berlebih dalam paru paru, tumor
paru hingga deteksi kanker paru.
Bahkan, foto thorax juga dapat mendeteksi pneumonia SARS.
3. EKG (Elektrokardiogram)
Hasil
rekaman aliran listrik jantung ini akan tergambar pada kertas kecil
panjang. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mendeteksi kelainan
jantung, seperti adanya pembesaran jantung, infark/kematian sel jantung
karena kekurangan oksigen, adanya kelainan aliran listrik jantung,
radang selaput jantung serta gangguan elektrolit yang berpengaruh pada
jantung.
4. TREADMILL
Adalah
pemeriksaan rekam jantung (EKG) yang dilakukan saat pasien melakukan
aktivitas pada ban berjalan. Melalui pemeriksaan ini diharapkan dapat
diketahui ada-tidaknya kelainan jantung tersembunyi, yang sulit
terdeteksi saat pasien istirahat. Dengan aktivitas berjalan, jantung
akan bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh yang
meningkat. Hingga suatu titik, jika kondisi jantung sakit, maka jantung
tidak akan dapat memenuhi kebutuhan tubuh, yang akan direkam oleh alat
EKG tersebut.
5. USG (Ultrasonografi)
Adalah
pemeriksaan bagian dalam tubuh dengan gelombang suara berfrekuensi
tinggi (tidak dapat didengar manusia). Gelombang ini akan dipantulkan
oleh bagian dalam tubuh dan ditangkap kembali oleh ‘receiver’ berupa
bayangan dengan kekuatan gradasi yang berbeda-beda pada monitor
hitam-putih.
Umumnya, USG dilakukan untuk mendeteksi kondisi bagian dalam perut
pasien (abdomen), seperti kondisi hati (bentuk, ukuran dan keadaan
pembuluh darah), kondisi kandung empedu (ketebalan dinding serta
ada-tidaknya batu empedu), kondisi pankreas (bentuk dan polanya),
kondisi limpa (ukuran, bentuk dan permukaan), kondisi ginjal, dan
sebagainya.
6. PEMERIKSAAN LABORATORIUM (darah)
Semua batas normal pemeriksaan penunjang di bawah ini dapat berbeda
antar-berbagai laboratorium, sesuai standar masing-masing. Ini
dikarenakan perbedaan mesin dan teknik pemeriksaan. Tetapi di bawah ini
adalah batas normal yang umum digunakan.
Pemeriksaan ini meliputi:
a. Pemeriksaan darah tepi lengkap, seperti:
- Hemoglobin (pembawa
oksigen dalam darah) Batas normal: wanita12-14 g/dl dan pria 13-14 g/dl
dalam darah. Bila di bawah normal, disebut anemia.
- Hematokrit (menunjukkan banyaknya sel darah merah dalam plasma). Batas normal: wanita 37-43 vol% dan pria 40-48 vol%,
- Eritrosit (jumlah sel darah merah) Batas normal: wanita 4-5 jt/ul dan pria 4,5-5,5 jt/ul
- Leukosit (jumlah sel darah putih) Batas normal: 5000-10.000 ul.- Hitung jenis leukosit (jumlah beberapa jenis sel darah putih)
- Laju endap darah, untuk menunjukkan infeksi terutama bila diperiksa secara berkala. Batas normal: wanita 0-20 mm dan pria 0-15 mm
- Trombosit, untuk menunjukkan jumlah sel
trombosit untuk pembekuan darah, yang biasanya menurun pada penyakit
demam berdarah. Batas normal: 150.000-400.000/ul
b. Gula darah
Meliputi gula darah
sewaktu, atau gula darah puasa dan gula darah 2 jam setelah makan. Kedua
pemeriksaan terakhir digunakan untuk pemeriksaan yang lebih mendetail
untuk kencing manis (diabetes melitus).
Menurut kriteria diagnostik PERKENI
(Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) 2006, seseorang dikatakan
menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL
dan pada tes sewaktu >200 mg/dL.
Kadar gula darah sepanjang hari
bervariasi dimana akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam
waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam
sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya
kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan
yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.
Kadar gula darah yang normal cenderung
meningkat secara ringan tetapi progresif (bertahap) setelah usia 50
tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif bergerak.
c. Faal Hati, meliputi
- Bilirubin total, direct dan indirect.
Pemeriksaan bilirubin direct dan indirect
ini digunakan untuk menentukan lokasi gangguan aliran darah, apa kah
berada di lokasi sebelum, dalam, atau sesudah organ hati)Batas normal
bilirubin total: 0,3-1 mg/l. Bila lebih tinggi dari normal, kemungkinan
terjadi penyumbatan atau gangguan aliran bilirubin.
- SGOT (batas normal: 0-37 U/l) dan SGPT
(batas normal:0-45 U/l), serta alkali phospatase. SGOT dan SGPT adalah
enzim yang terdapat di hati dan akan keluar ke darah saat sel-sel hati
rusak/pecah. Jadi peningkatan SGOT dan SGPT yang lebih dari normal,
menandakan adanya kerusakan sel-sel hati.
- Pemeriksaan faal hati biasanya digunakan untuk mendiagnosa adanya kelainan atau deteksi lebih lanjut fungsi/sel hati.
Pemeriksaan meliputi:
- uji ureum (batas normal 20-40 mg/dl),
- kreatinin (batas normal 0.5-1.5 mg/dl)
Kedua pemeriksaan zat diatas ini dapat mendeteksi kemungkinan kerusakan ginjal pada seorang pasien
- asam urat (batas normal 3-6 mg/dl)
e. Profil Lemak, meliputi:
- Uji kolesterol total (batas normal 150-250 mg/dl).
- HDL (high density lippoprotein) dengan batas normal pada wanita 45-65 mg/dl dan pria 35-55 mg/dl
- LDL (low density lippoprotein) dengan batas normal 1-130 mg/dl
- Trigliserida, dengan batasan normal 40-155 mg/dl.
Dalam pemeriksaan ini, bila angka uji
berada di atas batas normal, berarti tidak normal. Kecuali HDL (lemak
baik), yang semakin tinggi nilainya semakin baik pula
f. Golongan darah dan rhesus-nya.7. PEMERIKSAAN LABORATORIUM (URIN LENGKAP)
Meliputi:
– Warna urin (warna urin dapat menunjukkan adanya perdarahan, infeksi, kelainan darah, kelainan saluran kemih ataupun konsumsi obat obatan/pangan jenis tertentu),
– pH (nilai keasaman urin), dengan batas normal 4.6-8.0
– BJ (berat jenis), dengan batas normal 1.001-1.035,
– Glukosa, keton, bilirubin, nitrit (normalnya semua negatif dalam urin)
– Urobilinogen, normalnya 3,2-16 Umol/l
– Eritrosit. Pada orang dewasa sel darah merah berjumlah sekitar 5 juta
sel/mm³ darah pada laki-laki dan 4juta sel/mm³ darah pada perempuan.
8. PEMERIKSAAN LABORATORIUM (FESES LENGKAP)
Meliputi:
– pemeriksaan makroskopik (dapat dilihat dengan mata telanjang:
konsistensi, warna, darah, lendir). Adanya darah dan lendir menandakan
infeksi yang harus segera diobati, yaitu infeksi karena amuba atau
bakteri shigella.
– pemeriksaan mikroskopik (hanya dapat dilihat melalui mikroskop:
leukosit, eritrosit, epitel, amilum, telur cacing dan amuba). Adanya
amuba menandakan adanya infeksi saluran cerna terhadap amuba tersebut,
dan adanya telur cacing menandakan harus diobatinya pasien dari infeksi
parasit tersebut.
Jenis-jenis pemeriksaan di atas adalah
gambaran singkat mengenai pemeriksaan MCU. Kesimpulan mengenai kondisi
kesehatan pasien secara holistik harus dilihat dari anamnesis
(wawancara) dan pemeriksaan fisik oleh dokter, serta pemeriksaan
penunjang yang saling menunjang dan tidak dapat dipisahkan satu per
satu.
Yang perlu diingat, batas normal
pemeriksaan laboratorium dapat berbeda, tergantung dari standar
laboratorium Anda. Biasanya, dokter akan melihat apakah masih dalam
batas normal, apakah kurang atau lebih dari batas normal, dan berapa
banyak kekurangan atau kelebihannya tersebut. Bila kadar pemeriksaan
Anda tidak berada dalam batasan normal, dokter MCU akan memberikan
pengarahan seputar kelainan tersebut dan akan menunjuk dokter spesialis
untuk pemeriksaan lebih lanjut.
WAKTU YANG DIBUTUHKAN
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing pemeriksaan itu?
Amnesis dokter: 15-60 menit
Foto thorax: 5 menit
EKG: 5
Treadmill: 20 (untuk orang sehat)
USG abdomen: 10-20 (tergantung ada/tidaknya kelainan yang harus diteliti)
Darah: Untuk mengambil darah, hanya
diperlukan beberapa menit. Namun hasil pemeriksaannya membutuhkan waktu,
bervariasi tergantung jenis pemeriksaan.
Urin: Untuk menampung urin, hanya
diperlukan beberapa menit. Namun hasil pemeriksaannya membutuhkan waktu,
bervariasi tergantung jenis pemeriksaan
Feses: Umumnya dilakukan di rumah/laboratorium (Bila di rumah, feses sebaiknya dibawa ke laboratorium, kurang dari 1 jam)
KAPAN HARUS CHECK UP?
Mata: Bila tidak ada keluhan (baik ketajaman penglihatan, radang, atau
gangguan lain), tdak perlu dilakukan pemeriksaan. Bagi yang mempunyai
keluhan, dianjurkan setiap 2 tahun. Bagi pasien berisiko tinggi
dianjurkan minimal setahun sekali.
Gigi: Bila tidak ada keluhan,
pemeriksaaan sebaiknya dilakukan per tahun. Sedangkan bagi yang
berisiko, tergantung rekomendasi dokter gigi.
Anamnesis riwayat kesehatan: untuk umur
16-64 tahun sebaiknya setiap 1-3 tahun sekali. Sementara bagi yang
berusia di atas 64 tahun, sebaiknya dilakukan setiap tahun.
Tinggi dan berat badan: Setiap kali pemeriksaan dokter.
Kolesterol darah/lipid profile: Bila ada
faktor risiko (kegemukan, merokok, makan tidak sehat, dan lain-lain) dan
keturunan penyakit jantung, dianjurkan setiap tahun sejak usia 30
tahun. Jika tidak, dianjurkan setiap 1-2 tahun sejak usia 35 tahun. Bila
ada kelainan, pemeriksaan darah dilakukan setahun sekali (lebih baik
jika dilakukan pemeriksaan kolesterol total kasar secara rutin, dengan
alat yang dapat dipergunakan di rumah)
Gula darah: Bila ada faktor risiko dan
keturunan gula (DM tipe 2), dianjurkan setiap tahun sejak usia 30 tahun.
Bila keturunan gula (DM tipe 1), dianjurkan untuk periksa sejak
kecil/remaja. Bila tidak, dianjurkan setiap tahun sejak usia 35 tahun.
Bila ada kelainan, pemeriksaan dilakukan
setahun sekali (lebih baik jika dilakukan pemeriksaan gula darah kasar
secara rutin, dengan alat yang dapat dipergunakan di rumah)
Kanker kolon: Bila tidak ada keluhan saluran cerna, dilakukan setiap tahun diawali usia 40 tahun
KHUSUS PEREMPUAN:
Pap smear: dianjurkan setiap tahun, bagi yang telah berhubungan
seksual. Bila hasil baik, ulangi setiap 1-3 tahun, tergantung hasil
pemeriksaan dan tingkat risiko kanker serviks
Pemeriksaan payudara Pemeriksaan sendiri (SADARI) di rumah/dokter,
dianjurkan setiap bulan. Bila terdapat benjolan, segera lakukan USG
payudara/pemeriksaan mammografi.
KHUSUS LAKI-LAKI:
Prostat: di atas 50 tahun sebaiknya mulai melakukan pemeriksaan fisik
ke dokter. Khusus pria Afrika, Amerika atau pria berisiko tinggi,
dianjurkan melakukan pemeriksaan mulai usia 45 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar