Peran Kulit Manggis untuk Pengobatan AIDS
24/01/2012
Banyak
sekali herbal, suplemen, atau terapi-terapi alami yang bisa digunakan
untuk pengobatan AIDS sebagai pengganti ARV. Diantaranya adalah kulit
manggis, dimana memiliki banyak khasiat dan aman tanpa efek samping.
Untuk bisa lebih memahami manfaat kulit
manggis bagi para Odha (Orang dengan HIV/AIDS), berikut tulisan yang
saya kutip dari buku “My Healthy Life – Kulit Manggis vs Penyakit Maut”.
.
Kulit Manggis untuk HIV-AIDS
Tak ada air mata berderai-derai, ketika
dokter mendiagnosis Bethari Drupadi positif mengidap penyakit maut:
HIV-AIDS. Angka penanda virus – CD4 – hanya 69; kadar normal minimal
1.500. Penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh itu sungguh ganas
karena beragam infeksi lain seperti tuberkulosis, hepatitis, dan tumor
lebih mudah menyerang. Itu karena tubuh rentan akibat sistem kekebalan
tubuh lemah. Namun, menghadapi diagnosis itu, Bethari Drupadi – ia
enggan nama sebenarnya tertulis di sini – sangat tenang.
“Kalau sebelumnya saya melakukan seks
bebas, saya menyesal. Saya kan hanya ibu rumah tangga yang mengurus
anak-anak di rumah,” kata Bethari Drupadi. Bercokolnya HIV-AIDS (Human Immunodeficiency Virus-Acquired Immunodeficiency Syndrome)
diduga bermula pada awal Januari 2011, saat Drupadi mengunjungi
kerabatnya di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Diduga karena masa
inkubasi virus relative lama, dalam hitungan bulan atau tahun. Di
pedalaman Papua itu ia menggigil karena terserang malaria sebagaimana
diagnosis dokter di sebuah Pusat Kesehatan Masyarakat di Mimika.
Untuk mengatasi malaria, Drupadi
menjalani opname sepekan di Mimika. Ketika itulah ia mendapat suntikan
antiplasmodium. Setelah kondisi membaik, perempuan 40 tahun itu pulang
ke Jakarta. Namun, beberapa hari kemudian ia kembali menggigil. Itulah
sebabnya ia bergegas memeriksakan diri ke dokter pada 31 Januari 2011.
Tiga kali hasil tes membuktikan bahwa ia positif HIV-AIDS dengan CD4
hanya 69.
Dokter memberikan dua jenis tablet antiretroviral untuk mengatasi virus anggota famili Retroviridae
itu. Namun, Drupadi enggan mengonsumsi tablet itu. “Pokoknya herbal,”
kata Drupadi. Alasannya herbal lebih aman terhadap organ tubuh. Sejak
belia saat tumbuh di Jawa Tengah bagian timur, ia memang terbiasa
mengonsumsi herbal untuk menjaga kesehatan. Menurut Franklin Leyder yang
18 tahun terakhir menangani penderita HIV-AIDS, antiretroviral
mengganggu organ lain seperti ginjal.
Selain itu, pasien HIV-AIDS yang
mengonsumsi antiretroviral paling pol hanya bertahan hidup 3 tahun.
Untuk mencari herbal anti-HIV/AIDS, Drupadi berselancar di dunia maya
hingga dini hari, pukul 03.00. Ketika itulah ia menemukan informasi
bahwa kulit manggis mujarab mengatasi HIV-AIDS. Drupadi girang bukan
main. “Saya seperti mendapat durian runtuh, “katanya dengan kedua bola
mata berbinar. Setelah tidur sejenak, pagi itu ia memacu motor ke
Puncak, kabupaten Bogor, Jawa Barat, untuk membeli buah manggis.
Harap mafhum di sekitar rumahnya, ia tak mendapati penjual buah Garcinia mangostana. Drupadi membeli total 15 ikat buah anggota family Clusiaceae itu. “Kebetulan anak saya suka manggis,” kata ibu dua anak yang beranjak dewasa itu. Ia menjemur kulit queen of fruit
alias ratu buah hingga kering, lalu merebus kulit dua buah manggis
dalam dua gelas air hingga mendidih, dan tersisa segelas. Air rebusan
itu yang ia minum tiga kali sehari. Rasanya agak sepat.
Selama lima bulan hingga Juni 2011, ia
rutin mengonsumsi rebusan buah anggota family Clusiaceae itu. Namun,
karena menganggap tak praktis, ia beralih ke olah kulit manggis setiap
konsumsi yang kini banyak beredar di pasaran. Pada 12 Agustus 2011, ia
memeriksakan diri ke dokter dan CD4 membubung hingga 800. Hanya dalam
tiga bulan, CD4 Drupadi melambung. “Dalam kamus kedokteran, belum ada
lonjakan CD4 sesignifikan itu. Paling hanya 100,” kata Franklin.
Drupadi berencana memeriksakan kadar CD4
pada awal Oktober 2011. Pengalaman Franklin mendampingi para pasien
HIV-AIDS yang mengonsumsi jus kulit manggis, kadar CD4 mencapai 1.500
dalam 6-8 bulan; Drupadi baru rutin minum rebusan kulit manggis dan jus.
Syaratnya pasien menghindari stress dan mencegah konsumsi daging, susu
formula, dan goreng-gorengan.
Sumber: “My Healthy Life – Kulit Manggis vs Penyakit Maut”.
.
Kutipan di atas merupakan tulisan yang
bukan dari golongan AIDS Denialist. Jadi kutipan tersebut ditulis
berdasarkan batas pemahaman penulis kutipan tadi, dimana masih
memperlihatkan bahwa HIV adalah penyebab AIDS dan CD4 merupakan tolak
ukur kesehatan Odha.
AIDS Denialist mempercayai dan memiliki
bukti-bukti kuat bahwa HIV bukanlah penyebab AIDS. Penurunan CD4 yang
selama ini diyakini hanya terjadi pada kasus HIV/AIDS ternyata juga
dialami oleh penderita penyakit-penyakit umum lainnya serta orang-orang
sehat, dimana mereka bukanlah HIV positif.
Saya dari – golongan AIDS Denialist –
sengaja mengutip tulisan di atas untuk memberikan contoh kepada para
Odha, tentang kulit manggis sebagai salah satu obat alami yang bisa
dijadikan pengganti ARV, yang sudah pasti lebih aman tanpa efek samping.
Bagi para pembaca yang ingin mengetahui
lebih detail tentang HIV bukan penyebab AIDS, fakta-fakta
ketidakakuratan test HIV, viral load, dan CD4, serta bagaimana
menyembuhkan AIDS (bukan sekedar mengobati), bisa membaca
artikel-artikel bahasa Indonesia di www.aidsalternative.co.nr
Healindonesia, Dt Awan (Andreas Hermawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar