Seri Berpikir Holistik: Placebo Menciptakan Mujizat Penyembuhan
19/08/2011
Kebanyakan
ilmuwan dan praktisi kesehatan meremehkan efek placebo dalam pengobatan
karena dirasa memberikan hasil minor atau tidak signifikan, bahkan
hasilnya tidak bisa dipastikan. Alasan ini memang ada benarnya, namun
perlu diketahui juga fakta lain dari efek placebo yaitu bisa memberikan
mujizat kesembuhan tanpa memakai herbal atau obat yang mahal.
Dari bahasa Latin placebo = saya akan menyenangkan, efek placebo/Placebo Effect
adalah suatu kondisi pikiran,perasaan dan keyakinan positif akan
kesembuhan sehingga kondisi tersebut membuat tubuh meresponnya dengan
memberikan dampak kesembuhan nyata.
Tapi ada juga yang disebut dengan efek nocebo/Nocebo Effect
dikenal sebaliknya, yaitu pikiran, perasaan dan keyakinan “berharap
menjadi sakit. Ini adalah kemungkinan menyakiti dan membiarkan tubuh
kita menjadi sakit melalui kekuatan pikiran dan keyakinan kita.
Untuk membuat Anda lebih paham tentang
pentingnya pikiran, perasaan, dan keyakinan positif untuk memunculkan
mujizat kesembuhan, saya berikan 2 kasus efek placebo dalam penyembuhan
kanker dan kebotakan.
.
KANKER PAYUDARA SEMBUH DENGAN PIKIRAN POSITIF
Dalam buku Pierre Franckh, “Wunschgeschichte fuer die Seele”,
seorang wanita penderita kanker mengirim surat kepada Pierre tentang
kesembuhannya oleh karena pikiran positifnya. Demikian isi suratnya:
Hallo semuanya,
Saya menderita penyakit kanker. Di
seluruh tubuh saya, terdapat anak-anak tumor (metastasis). Tidak ada
yang bisa dilakukan lagi. Para dokter menerangkan kepada saya, jika saya
beruntung, saya masih bisa hidup empat sampai enam bulan lagi. Saya
harus menjalani kemoterapi dan penyinaran untuk memperbaiki kualitas
sisa hidup saya. Setelah beberapa hari membiarkan keadaan seperti itu,
saya memutuskan untuk mengubah sikap. Tentunya, hal ini mengejutkan
suami dan orang-orang di sekitar saya. Saya beranggapan bahwa hidup saya
akan berlalu, jika waktunya memang sudah tiba.
Saya tidak mau meninggal dengan
sangat menderita karena kemoterapi. Saya menerima penyakit yang saya
derita, saya menyikapinya dengan penuh kesadaran, dan bersyukur atas
kehidupan yang telah diberikan kepada saya hingga saat ini. Tidak pernah
sebelumnya saya merasakan hal itu. Hidup saya dulunya seperti berada
pada jalur cepat, khusus untuk mendahului. Pekerjaan adalah segalanya
bagi saya. Namun tiba-tiba, semuanya kini sudah tidak ada artinya lagi.
Saya menyesuaikan diri untuk suatu
kesembuhan. Saya tinggal di desa dan ingin menghabiskan waktu-waktu
terakhir saya untuk mendapatkan ketenangan batin. Lalu saya mulai
menikmati hidup saya secara intensif, dengan penuh kesadaran bahwa
setiap hari adalah merupakan sebuah hadiah bagi saya. Saya tidak lagi
hidup untuk suami atau atasan saya. Saya berhenti menjalani kehidupan
seperti itu. Kebetulan, teman saya yang juga seorang dokter, sangat
mendukung saya secara mental untuk menjalani kehidupan seperti sekarang.
Setelah satu tahun berlalu, kini tidak ada lagi metastasis (anak-anak
tumor) dalam tubuh saya, dan tidak bisa lagi dibuktikan bahwa saya
menderita kanker payudara.
Kornelia
.
KEBOTAKAN SIRNA KARENA BERBICARA RUTIN DENGAN RAMBUT
Dalam bukunya berjudul “Das Gesetz der Resonanz”, Pierre Franckh menceritaka pengalamannya sendiri tentang efek placebo yang menciptakan “mujizat unik” atas kebotakannya:
Saya sudah pernah mengalami dan merasakan sendiri hasil dari pengaruh berbicara dengan tubuh sendiri.
Pada saat saya berusia 17 tahun, saya
memiliki rambut pirang dan panjang sebahu. Itu satu-satunya kebanggaan
saya dan suatu ekspresi perwujudan dari revolusi masa muda saya. Saat
itu adalah masanya The Beatles, The Rolling Stones, Woodstock, Jimmy
Hendrix dan The Doors. Lalu ada The Byrd, The Mamas & Papas, The
Beach Boks, dan saya. Saya adalah salah satu dari sedikit pemuda seusia
saya yang boleh memiliki rambut panjang seperti itu. Orang-orang banyak
yang kagum, bahkan iri kepada saya. Saya bermain gitar dalam sebuah band
dan menyelami kebebasan dari Flower Power Generation.
Lalu terjadilah musibah itu… Rambut
saya mulai rontok! Saya jelas sekali mengalami kebotakan. Terdapat
sebuah lingkaran atau bulatan yang khas di kepala saya, yang tidak hanya
kelihatan mengerikan. Bagi saya yang terkenal sebagai pemimpin hippies,
hal itu juga terlihat sangat aneh dan memalukan. Saya merasa terkejut,
sedih, dan sangat kecewa.
Lalu secara diam-diam saya mulai
mengunjungi beberapa studio rambut di Muenchen untuk berkonsultasi dan
menanyakan penyebab dari kerontokan rambut tersebut. Salah satu studio
rambut bahkan sempat menyarankan kepada saya untuk melakukan
pencangkokan (implantasi) rambut dengan biaya yang sangat mahal. Saya
juga memeriksakan rambut saya ke beberapa klinik rambut di Muenchen.
Akhirnya, bisa dipastikan bahwa saya memang memiliki bakat untuk
mengalami kebotakan, meskipun mungkin waktunya terlalu cepat di usia
saya ketika itu.
Lalu dimulailah malam-malam yang
penuh dengan tangisan keputusasaan. Saya sungguh-sungguh tidak bisa dan
tidak ingin menerima kenyataan itu. Tapi semuanya sudah terjadi dan
tidak bisa diubah lagi.
Untuk mencari uang dan membiayai
sendiri kuliah psikologi saya yang amat mahal saat itu, maka saya
bekerja pada beberapa penyelenggara kuliah psikologi itu sendiri jika
mereka mengadakan seminar. Oleh karena itu, saya bisa mengenal dari
dekat beberapa psikolog seperti Luescher, Konrad Lorenz, Erich von
Daeniken, dan lain-lain. Dengan cara ini pulalah saya berkenalan dengan
seorang guru spiritual. Dia memerhatikan bahwa suatu hari saya bekerja
tanpa semangat dan tidak berkonsentrasi. Tidak heran, karena saat itu
saya memang sedang tertekan. Bahkan ibu saya pun, yang setiap hari
menghibur dan membujuk saya, tidak bisa menolong saya keluar dari
masalah ini. Ketika guru spiritual tersebut bertanya kepada saya, apa
yang membuat saya begitu merasa tertekan, saya menunjukkan kepadanya
dengan sedih, lingkaran di tengah-tengah kepala saya yang mulai botak,
yang dikelilingi oleh rambut pirang saya yang panjang sebahu.
Dia melihat saya dengan sorot mata
terkejut penuh Tanya. Ternyata dia masih belum bisa mengerti, masalah
apa yang sedang saya hadapi. “Di sini”, saya lalu berteriak sambil mulai
meneteskan air mata dan menunjukkan daerah kepala saya yang mulai
botak. Guru spiritual tadi hanya tertawa, lalu berkata, “Mengapa Anda
tidak mencoba berbicara dengan rambut-rambut Anda?” Saya beranggapan
bahwa perkataannya tadi sungguh-sungguh menyakitkan dan tidak pada
tempatnya, sehingga saya lalu meninggalkannya begitu saja.
Keesokan harinya, saya bertemu lagi
dengannya kembali bertanya apakah saya sudah berbicara dengan rambut
saya. Saya baru saja ingin menunjukkan kemarahan saya kepadanya karena
merasa tersinggung, ketika saya menyadari bahwa dia berkata dengan
sungguh-sungguh dan sama sekali tidak bermaksud mempermainkan saya. Dia
lalu menganggukkan kepalanya dan berkata, “Anda bisa berbicara dengan
banyak orang dan saya perhatikan kalau Anda adalah seorang pembicara
yang baik. Mengapa Anda tidak berbicara dengan diri Anda sendiri?
Mengapa Anda lebih percaya kepada dokter dan orang lain daripada kepada
diri sendiri? Tidak seorang pun yang memiliki pengaruh sangat besar
terhadap kita, selain diri kita sendiri. Saya tidak akan memberikan
tanggung jawab terhadap tubuh saya kepada orang lain. Saya akan selalu
memegangnya sendiri. Tapi, tentu saja itu semua adalah keputusan Anda.”
Dia tertawa dan kembali mempersiapkan pekerjaannya.
Lalu, pada malam harinya saya mulai
berbicara dengan rambut-rambut saya, meskipun pada awalnya saya merasa
aneh dan lucu. Saya berkata pada rambut-rambut saya, di mana mereka
harus tumbuh. Lalu saya membayangkan, bagaimana bagian kepala yang mulai
botak itu akan kembali ditumbuhi rambut. Paling tidak, hal ini
menumbuhkan keberanian dalam diri saya. Esok harinya adalah hari
keberangkatan guru spiritual tadi. Dia hanya memandang saya dengan
singkat dan melihat suatu keyakinan di mata saya. “Bagus,” katanya,
“Anda ternyata telah memulainya.” “Ya”, saya menjawabnya dan tiba-tiba
merasa tidak ada lagi hal yang aneh dan perlu ditertawakan.
“Baik”, katanya lagi, “tapi ingatlah,
ini baru awal dari sebuah perjalanan. Itu hanyalah rambut-rambut Anda.
Jangan lupa, mereka hanya jaringan-jaringan yang mati. Bayangkan apa
yang bisa Anda lakukan dengan jaringan-jaringan yang hidup.”
Sejak saat itu, setiap pagi dan malam
hari saya selalu berbicara dengan rambut-rambut saya. Dan tiba-tiba,
seminggu kemudian saya melihat rambut-rambut halus mulai tumbuh di
bagian kepala yang botak itu. Empat belas hari setelah itu, bulu-bulu
halus tadi mulai tumbuh lebat. Selama sebulan saya terlihat lucu sekali,
karena bulatan di tengah-tengah kepala saya mulai ditumbuhi rambut yang
lebat menyerupai sikat. Sementara disekelilingnya tumbuh rambut panjang
sampai ke bahu. Dan enam bulan kemudian, rambut saya telah tumbuh
kembali dengan sempurna.
Kini di usia 55 tahun, saya masih
memiliki rambut yang tebal dan lebat. Bagi saya, hal itu sungguh tidak
aneh. Saya hanya merasa kagum pada kenyataan bahwa sebenarnya saya telah
melupakan kejadian tersebut. Dalam pandangan saat ini dan dengan
pengetahuan yang ada sekarang, semuanya bisa dimengerti dan diterangkan
dengan logis. Dulu, saya berpikir bahwa guru spiritual tersebut telah
sedikit membantu saya dengan kemampuan ilmu gaib yang dimilikinya. Kini,
saya tahu bahwa dia hanya membantu saya untuk mempercayai kekuatan yang
ada dalam diri kita sendiri.
Meskipun peristiwa ini sudah lama
saya lupakan, tapi sejak saat itu saya membiasakan diri untuk
berkomunikasi dengan tubuh saya. Jika kita ingin sehat, maka hal ini
bukanlah suatu keinginan yang hanya kita ucapkan sekali saja, lalu
melupakannya. Ini adalah suatu keinginan yang harus kita pikirkan secara
terus-menerus.
.
GUNAKAN IMAN DALAM SEMUA PENGOBATAN
Ya, benar. Gunakanlah iman dalam semua
pengobatan yang Anda lakukan, sama seperti yang terlihat dalam contoh 2
kasus di atas. Ungkapan “Anda adalah apa yang Anda pikir” menjadi suatu
kebenaran di sini.
Beberapa mujizat bisa tercipta karena
efek placebo. Efek Placebo muncul karena iman/keyakinan. Keyakinan
muncul karena perasaan dan pikiran positif.
Jadi walaupun placebo tidak memiliki
hasil yang PASTI, kita tidak bisa meremehkannya juga karena toh tidak
ada yang pasti di dunia ini. Obat sintetis, herbal, suplemen dan operasi
pun juga tidak memiliki hasil yang PASTI karena kesembuhan itu adalah
ijin dan karunia Tuhan.
Dalam konsep pengobatan medis holistik,
placebo dari pikiran, perasaan dan keyakinan positif HARUS dijunjung
SAMA dengan obat sintetis, herbal, suplemen dan operasi.
Healindonesia, Dt Awan (Andreas Hermawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar