Minggu, 29 Juli 2012

Peran Kulit Manggis untuk Pengobatan AIDS

Banyak sekali herbal, suplemen, atau terapi-terapi alami yang bisa digunakan untuk pengobatan AIDS sebagai pengganti ARV. Diantaranya adalah kulit manggis, dimana memiliki banyak khasiat dan aman tanpa efek samping.
Untuk bisa lebih memahami manfaat kulit manggis bagi para Odha (Orang dengan HIV/AIDS), berikut tulisan yang saya kutip dari buku “My Healthy Life – Kulit Manggis vs Penyakit Maut”.
.
Kulit Manggis untuk HIV-AIDS
Tak ada air mata berderai-derai, ketika dokter mendiagnosis Bethari Drupadi positif mengidap penyakit maut: HIV-AIDS. Angka penanda virus – CD4 – hanya 69; kadar normal minimal 1.500. Penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh itu sungguh ganas karena beragam infeksi lain seperti tuberkulosis, hepatitis, dan tumor lebih mudah menyerang. Itu karena tubuh rentan akibat sistem kekebalan tubuh lemah. Namun, menghadapi diagnosis itu, Bethari Drupadi – ia enggan nama sebenarnya tertulis di sini – sangat tenang.
“Kalau sebelumnya saya melakukan seks bebas, saya menyesal. Saya kan hanya ibu rumah tangga yang mengurus anak-anak di rumah,” kata Bethari Drupadi. Bercokolnya HIV-AIDS (Human Immunodeficiency Virus-Acquired Immunodeficiency Syndrome) diduga bermula pada awal Januari 2011, saat Drupadi mengunjungi kerabatnya di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Diduga karena masa inkubasi virus relative lama, dalam hitungan bulan atau tahun. Di pedalaman Papua itu ia menggigil karena terserang malaria sebagaimana diagnosis dokter di sebuah Pusat Kesehatan Masyarakat di Mimika.
Untuk mengatasi malaria, Drupadi menjalani opname sepekan di Mimika. Ketika itulah ia mendapat suntikan antiplasmodium. Setelah kondisi membaik, perempuan 40 tahun itu pulang ke Jakarta. Namun, beberapa hari kemudian ia kembali menggigil. Itulah sebabnya ia bergegas memeriksakan diri ke dokter pada 31 Januari 2011. Tiga kali hasil tes membuktikan bahwa ia positif HIV-AIDS dengan CD4 hanya 69.
Dokter memberikan dua jenis tablet antiretroviral untuk mengatasi virus anggota famili Retroviridae itu. Namun, Drupadi enggan mengonsumsi tablet itu. “Pokoknya herbal,” kata Drupadi. Alasannya herbal lebih aman terhadap organ tubuh. Sejak belia saat tumbuh di Jawa Tengah bagian timur, ia memang terbiasa mengonsumsi herbal untuk menjaga kesehatan. Menurut Franklin Leyder yang 18 tahun terakhir menangani penderita HIV-AIDS, antiretroviral mengganggu organ lain seperti ginjal.
Selain itu, pasien HIV-AIDS yang mengonsumsi antiretroviral paling pol hanya bertahan hidup 3 tahun. Untuk mencari herbal anti-HIV/AIDS, Drupadi berselancar di dunia maya hingga dini hari, pukul 03.00. Ketika itulah ia menemukan informasi bahwa kulit manggis mujarab mengatasi HIV-AIDS. Drupadi girang bukan main. “Saya seperti mendapat durian runtuh, “katanya dengan kedua bola mata berbinar. Setelah tidur sejenak, pagi itu ia memacu motor ke Puncak, kabupaten Bogor, Jawa Barat, untuk membeli buah manggis.
Harap mafhum di sekitar rumahnya, ia tak mendapati penjual buah Garcinia mangostana. Drupadi membeli total 15 ikat buah anggota family Clusiaceae itu. “Kebetulan anak saya suka manggis,” kata ibu dua anak yang beranjak dewasa itu. Ia menjemur kulit queen of fruit alias ratu buah hingga kering, lalu merebus kulit dua buah manggis dalam dua gelas air hingga mendidih, dan tersisa segelas. Air rebusan itu yang ia minum tiga kali sehari. Rasanya agak sepat.
Selama lima bulan hingga Juni 2011, ia rutin mengonsumsi rebusan buah anggota family Clusiaceae itu. Namun, karena menganggap tak praktis, ia beralih ke olah kulit manggis setiap konsumsi yang kini banyak beredar di pasaran. Pada 12 Agustus 2011, ia memeriksakan diri ke dokter dan CD4 membubung hingga 800. Hanya dalam tiga bulan, CD4 Drupadi melambung. “Dalam kamus kedokteran, belum ada lonjakan CD4 sesignifikan itu. Paling hanya 100,” kata Franklin.
Drupadi berencana memeriksakan kadar CD4 pada awal Oktober 2011. Pengalaman Franklin mendampingi para pasien HIV-AIDS yang mengonsumsi jus kulit manggis, kadar CD4 mencapai 1.500 dalam 6-8 bulan; Drupadi baru rutin minum rebusan kulit manggis dan jus. Syaratnya pasien menghindari stress dan mencegah konsumsi daging, susu formula, dan goreng-gorengan.
Sumber: “My Healthy Life – Kulit Manggis vs Penyakit Maut”.
.

Pendapat Menurut AIDS Denialist
Kutipan di atas merupakan tulisan yang bukan dari golongan AIDS Denialist. Jadi kutipan tersebut ditulis berdasarkan batas pemahaman penulis kutipan tadi, dimana masih memperlihatkan bahwa HIV adalah penyebab AIDS dan CD4 merupakan tolak ukur kesehatan Odha.
AIDS Denialist mempercayai dan memiliki bukti-bukti kuat bahwa HIV bukanlah penyebab AIDS. Penurunan CD4 yang selama ini diyakini hanya terjadi pada kasus HIV/AIDS ternyata juga dialami oleh penderita penyakit-penyakit umum lainnya serta orang-orang sehat, dimana mereka bukanlah HIV positif.
Saya dari – golongan AIDS Denialist – sengaja mengutip tulisan di atas untuk memberikan contoh kepada para Odha, tentang kulit manggis sebagai salah satu obat alami yang bisa dijadikan pengganti ARV, yang sudah pasti lebih aman tanpa efek samping.
Bagi para pembaca yang ingin mengetahui lebih detail tentang HIV bukan penyebab AIDS, fakta-fakta ketidakakuratan test HIV, viral load, dan CD4, serta bagaimana menyembuhkan AIDS (bukan sekedar mengobati), bisa membaca artikel-artikel bahasa Indonesia di www.aidsalternative.co.nr
Healindonesia, Dt Awan (Andreas Hermawan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar